Bila Kakak Pukul Adiknya
Manusia adalah mahluk sosial, tidak bisa hidup sendiri. Mereka perlu hidup bersama-sama. Dalam kebersamaan akan terjadi interaksi antara manusia yang satu dengan yang lain. Manusia memang tidak ada yang sama. Semua berbeda, baik dalam hal pendapat, minat, dan keinginan, dll.
Bila perbedaan ini dapat diterima dan dipelajari, maka interaksi bisa berlangsung dengannyaman, bahkan perbedaan tersebut bisa menjadikan hubungan lebih menarik. Namun demiki an, pada anak-anak ada juga persamaannya. Untuk hal yang sama, membuat mereka dapat main bersama. Hanya kadang-kadang mereka mempunyai keinginan yang sama pada waktu yang sama. Hal itu dapat membuat mereka berebut dan terjadilah konflik.
Konflik itu memang mungkin sering terjadi diantara kakak dan adik. Yang penting adalah cara menghadapinya. Sikap yang paling baik adalah menerima kenyataan bahwa konflik itu terjadi, dan menjadikannya sebagai sarana belajar dan hikmah. Banyak yang bisa dipelajari antara lain:
- Cara berpikir anak kita
- Apa yang dia suka atau apa yang tidak suka
- Bagaimana sikap dia terhadap kakak atau adiknya
- Kemampuan anak menahan emosi
- Kemampuan anak untuk menerima hal-hal yang tidak disukai
- Kemampuan anak berbahasa: menyusun kata menjadi kalimat, untuk menyampaikan pikirannya pada orang lain dan orang lain mengerti apa yang dia pikirkan.
- Katakan, jika kaka marah sama adik, ayoo bicara sama adik apa yang membuat kaka marah.
- Katakan bahwa mama menerima kaka marah sama adik dan bahwa marah dan kecewa itu boleh, tetapi menyakiti adik itu sama sekali tidak diterima di rumah mama.
- Jika Anda memergokinya hendak memukul, tahan tangan, dan katakan kaka tak bisa memukul adik karena jika kk menyakiti adik berarti kk menyakiti mama. Pun saat adik mukul kaka, mama juga tak suka.
- Muliakan kaka senantiasa saat kakakepergok berbuat baik sama adik. betapa bangganya mm punya kaka yang sayang adik dan betapa senangnya pasti adik dan mudah-mudahan adik sebaik kaka.
- Bertindak adillah di rumah. Banyak orangtua yang tidak berbuat adil sama kaka. Selalu menyuruh kk mengalah sama adik padahal jelas2 itu barang kaka. Selalu menghukum kaka saat berbuat salah tapi tidak pada adik saat adik yang melakukannya. Ketidakadilan ini yang bisa menyebabkan anak menjadi tak suka dengan adiknya.
- Jika dia terus mengulang buat konsekuensi. Siapapun di rumah yang menyakiti harus mendapat konsekuensi. Misalnya saat ada yang mendorong, memukul atau apapun maka besoknya bisa dikurang poinnya, 'puzzle poin' nya diambil, dikurangi jam nonton, dikurangi uang saku. dll
Dengan mengetahui hal di atas, kita bisa menghadapi konflik anak-anak dengan tenang, bersemangat, untuk mencari solusi tanpa harus ikut emosional. Bukan sebaliknya, kita merasa kecewa, dan ikut marah. Masalah bukan selesai, malah bertambah besar, karena ada tiga orang yang berada dalam konflik. Apalagi kalau ayah datang dan ikut terlibat, jadi tambah seru.
Kalau kita marah, anak merasa tidak nyaman melihat wajah kita. Apalagi ditambah dengan ucapan-ucapan kita yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak, akan membuat masalah bertambah sulit untuk diselesaikan